Muwashaffat Muslim

Muwashaffat Muslim
Assalamu'alaikum wr.wb

Rabu, 29 Juni 2011

R1D 2009/2010 : Suatu hal yang tak terlupakan


Teruntuk saudaraku seluruh pengurus R1D 2009/2010
Berawal dari LDK (Latihan Dasar Kemimpinan) yang dilaksanakan pada tanggal 18 November 2009. Diketuai oleh Farchan Azzumar dan kaput Fathia Zahra Aindani, Rohis 1 Depok 2009/2010 memulai sebuah perjuangan untuk membuat SMAN 1 Depok menjadi sekolah yang bernuasa Islam. Bukan sebuah hal yang mudah, kita memulai dengan penuh risiko dan pengorbanan mungkin semua anggota R1D 2009/2010 mengethui bahwa selesai LDK bukan berarti telah selesai perjuangan tetapi ini menjadi permulaan perjuangan yang lebih berat. Terdiri dari 7 divisi (Ruhdal, PSDP, Medinbul, Soshum, Senior, Akademis, RTM ikhwan dan Akhwat)  yang menjadi dasar dari semua kegiatan yang ada di R1D dan menyusun semua solusi untuk menyelesaikan masalah keislaman di SMAN 1 Depok.
Tidak terasa selama satu tahun merasakan syuro’ tiap bulan membicarakan kegiatan yang telah dan akan kita lakukan tertawa, marah dan kesal kadang terjadi di tiap syuro’ tetapi entah kenapa tidak pernah terbersit di pikiran kita untuk berhenti dan keluar. Kita tidak pernah bosan ketika bertemu dengan mereka wajah-wajah yang tak pernah berubah, selalu terlihat tersenyum dalam setiap keadaan baik ketika senang maupun sedih.
Cek-cok ikhwan-akhwat, pulang larut malam, prestasi akademis yang turun, hilangnya waktu untuk keluarga, tidur di sekolah mungkin itu yang biasa dihadapi oleh kita. Sebagian orang mungkin bertanya “Mengapa anak-anak itu begitu kuat menghadapinya?” tetapi kita semua mungkin akan bertanya kembali “Kenapa kalian tidak mau bergabung dengan kami?”. Marah, kecewa, kesal dan menangis pernah kita rasakan diantara kita, tetapi itu tidak menghilangkan rasa persaudaraan diantara kita. Itulah hal paling berharga yang kita dapatkan dari hal tersebut.
Diantara kita mungkin bangun pernah di tengah malam, menangis mendo’akan dan membayangkan seluruh wajah teman-teman R1D yang selama ini berjuang bersama, bersama-sama menangis, lelah,tertawa dan tersenyum.
Sudah lewat dari satu tahun sejak kejadian tersebut semoga kita menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa berkontribusi lebih baik dari apa yang kita telah lakukan di R1D serta tentunya tetap merasakan persaudaraan diantara kita.

Sabtu, 25 Juni 2011

Renuangan Untuk Kita

Ini adalah kisah antara dua sahabat semoga kisah ini menjadi sebuah renuangan bagi kita.

Ali dan Ahmad adalah dua orang sahabat yang selalu bersama, namun memiliki karakter yang berbeda. Ahmad adalah seorang anak yang rajin beribadah baik yang wajib maupun sunnah sedangkan Ali adalah orang yang hanya menjalankan ibadah semaunya sholat pun masih selalu disuruh dan tidak pernah menyadari bahwa itu adalah sebuah kewajiban bagi dirinya. Suatu hari, Ahmad mengajak Ali untuk sholat dhuha' ibadah yang sangat jarang dilakukan oleh Ali. Namun, mengingat Ahmad adalah sahabatnya Ali pun mengikuti ajakan Ahmad dengan berat hati. Tetapi, itu adalah suatu tonggak perubahan dari Ali. Ali yang dulunya merupakan orang yang jarang sekali sholat dhuha', tiba-tiba menjadi rajin seakan-akan ketagihan terhadap ibadah tersebut hal ini juga berdampak pada ibadahnya yang lain ia menjadi seorang yang sangat rajin hanya dari perkataan seorang teman yang mengajaknya sholat dhuha'.

Setelah lulus SMP ternyata mereka ditakdirkan untuk bersekolah di tempat yang berbeda. Meskipun tanpa Ahmad, Ali tetap istiqamah terhadap ibadahnya bahkan dia tergabung dalam ROHIS di SMA tersebut. Beberapa tahun kemudian, tanpa disengaja Ali bertemu dengan Ahmad. Ketika itu, Ahmad sedang naik motor bersama dengan perempuan yang diboncengnya. Ali sungguh kaget kenapa sahabatnya bisa seperti itu, sungguh Allah-lah yang membolak-balikan hati manusia.

Teman-teman mungkin ini adalah sebuah renungan bagi kita bahwa kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah kita akan tetap beriman atau kafir, sungguh Allah-lah yang bisa membolak-balikan hati manusia. Oleh sebab itu, perbaharuilah selalu ibadah dan amalan-amalan kita

Minggu, 12 Juni 2011

Hidup adalah Perjuangan

Hidup adalah perjuangan. Dalam setiap kehidupan manusia, selalu ada masalah yang tentunya tidak bisa dihindari. Terlepas dari segala hal yang dilakukan manusia baik maupun buruk itu adalah perjuangan. Berjuang bukanlah sebuah pilihan melainkan sebuah hal yang alami yang akan dilakkukan setiap manusia. Dalam hidup ini, bukanlah berfkir apakah kita harus berjuang atau tidak. Tetapi, yang harus kita pikirkan adalah apa yang akan kita perjuangkan. Apakah kita memperjuangkan suatu kebatilan atau kebenaran? Dalam dunia ini hanya ada dua pilihan, kita tidak bisa memilih untuk menjadi orang netral yang tidak terlibat dalam kedua hal tersebut (haq atau batil). Yang harus kita pahami adalah ketika kita tidak berjuang demi kebenaran maka kita pasti berjuang demi kebatilan. 

Islam sangat mengajarkan umatnya untuk membela kebenaran, islam bukanlah agama yang hanya membicarakan soal ritual. Tetapi lebih dari itu, islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kebenaran. Dalam islam, kebaikan bukan hanya melakukan ibadah ritual semata tetapi juga berhuungan baik dengan manusia lain merupakan sebuah kebaikan bahkan dengan orang non-muslim. 

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (Q.S 2: 177)  
  
Seorang muslim sejati bukanlah orang yang hanya peduli pada diri sendiri, melakukan kebenaran dan tidak peduli pada daerah sekitarnya. Islam adalah agama yang luas yang membahas tentang hubungan dengan sesama manusia. Kita sebagai kader da’wah terkadang melupakan hal ini, kita sering melakukan kegiatan yang belandaskan agama tetapi kita melupakan hal-hal lain seperti berinfaq bahkan kita sering melanggar janji. Berapa banyak para aktivis da’wah yang ketika diperintahkan untuk syuro’ sering ngaret, sebenarnya apa yang kita perjuangkan? Sebenarnya, apa kita perjuangkan? Kebajikan atau kita hanya memperjuangkan untuk melaksanakan acara tersebut tanpa memperhatikan esensi yang didapat? Semoga ini menjadi renungan bagi kita khususnya saya sendiri.